Penyelesain Kisruh PSSI Vs KPSI
Serahkan Saja kepada FIFA dan AFC!
PSSI adalah Organisasi Sepakbola yang diakui FIFA dan
AFC. Atas dasar pengakuan tersebut maka kompetisi-kompetisi yang dibuat
oleh FIFA dan AFC hanya berhak diikuti oleh Timnas yang dibentuk PSSI dan
Klub-klub yang bernaung di bawah PSSI. Sudah jelas dan tak dapat digugat lagi.
Pada tahun 2011 FIFA dan AFC melakukan pembenahan kompetisi
profesional Indonesia. FIFA, AFC dan PSSI kemudian melakukan verifikasi
klub-klub peserta yang akan melakukan kompetisi profesional Indonesia. Kemudian
setelah dilakukan verivikasi akhirnya PSSI memutuskan 24 klub yang berhak
mengikuti kompetisi profesional tertinggi yang diberi nama IPL.
Keputusan PSSI kemudian ditolak oleh 12 klub dan empat orang
anggota komite eksekutif PSSI yang kemudian membentuk kompetisi baru ISL dan
KPSI. Alasan penolakan antara lain karena 1) PSSI menunjuk konsorsium
baru pelaksana kompetisi yaitu PT Liga Prima Sportindo, padahal pada era Nurdin
Halid kompetisi dikelola oleh PT Liga Indonesia, 2) Jumlah peserta klub
kompetisi yang sangat besar yaitu 24 klub yang dinilai akan memberatkan klub
saat kompetisi berlangsung nanti apalagi tidak diizinkan lagi menggunakan dana
APBD, dan 3) Adanya 6 klub yang langsung masuk Liga tertinggi tanpa pernah
mengikuti kompetisi PSSI tahun sebelumnya (Era Nurdin Halid)
Setahun berlalu dengan adanya dualisme kompetisi dan
organisasi sepakbola Nasional ini iklim persepakbolaan Nasional menjadi tidak
menentu. Pembentukan Timnas untuk mengikuti agenda FIFA dan AFC tidak bisa
diikuti oleh seluruh pemain terbaik Indonesia karena mendapat halangan dari
Klub ISL dan KPSI, akibatnya prestasi Timnas tidak mengalami perbaikan.
Namun walau begitu, talenta-talenta muda muncul dan menjadi idola baru
sepakbola nasional begitu juga dengan pengembangan bibit muda dan usia
dini persebakbolaan nasional dinilai mengalami kenaikan signifikan.
FIFA dan AFC menaruh perhatian besar terhadap kisruh
sepakbola Indonesia tersebut. AFC kemudian melakukan mediasi agar terjadi
rekonsiliasi antara PSSI, ISL dan KPSI yang kemudian disepakati suatu
‘Memorandum of Understanding’ (MoU) yang salah satu isinya ialah perintah
membentuk Panitia Bersama (Joint Committee). JC ini beranggotakan dari
kedua belah pihak yaitu PSSI dan ISL/ KPSI untuk merancang konsep
penyelesaian kekisruhan dan penyatuan sepakbola nasional Indonesia.
Sembari proses penyelesaian berlangsung masing-masing baik
PSSI dan ISL/KPSI dilarang untuk mengulirkan kompetisi baru. Mengenai Timnas
dan klub yang akan mengikuti agenda FIFA dan AFC masih menjadi hak PSSI yang
diakui FIFA dan AFC. Namun yang terjadi dilapangan KPSI juga membuat Timnas
dengan menunjuk Opa Riedl sebagai pelatih yang diberi nama The Real Garuda,
kemudian mereka juga berencana akan segera mengulir kompetisi ISL baru pada
november 2012 dengan alasan PSSI tidak serius menyelesaikan kisruh.
KPSI malah semakin menjadi-jadi dengan mempengaruhi PON Riau
dicabang sepakbola. Ketika PSSI menarik perangkat pertandingannya di PON karena
panitia PON mengikutsertakan Peserta yang tak diakui PSSI, Tim KPSI langsung
menggantikan perangkat pertandingan tersebut.
Bahkan, Menteri Olahraga dan KONI pun
latah mengakui KPSI dengan alasan AFC telah mengakui KPSI karena
diikutkan dalam penandatanganan MoU penyelesaian kisruh Sepakbola
Nasional. Padahal sudah jelas yang diakui oleh
FIFA dan AFC hanya PSSI sedang ISL/KPSI dalam kasus tersebut sebagai
pihak yang diundang dan disertakan oleh Tim AFC untuk penyelesaian kisruh
Sepakbola Indonesia.
Apakah FIFA dan AFC akan menghukum Indonesia seperti harapan
ISL dan KPSI setelah melakukan supervisi nanti? Entahlah. Kalau sampai itu
terjadi maka kita rakyat Indonesia sudah tahu bahwa penyebab sangsi tersebut
adalah ISL dan KPSI yang tidak punya itikad baik untuk menyelesaikan konflik
dengan cerdas dan mulia. PSSI dalam hal ini sudah melakukan tindakan benar
bahkan beritikad baik menyambut saudaranya ISL/KPSI dalam perundingan dan
menandatangani MoU.
Sudahlah, daripada pusing-pusing biarlah FIFA dan AFC yang
memutuskan. Termasuk Timnas da klub mana nanti yang diakui oleh FIFA dan AFC
yang berhak mengikuti agenda mereka!
Salam
sepakbola Nasional!
http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/09/09/penyelesain-kisruh-pssi-vs-kpsi-serahkan-saja-kepada-fifa-dan-afc/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar