Sabtu, 22 September 2012

KIMIA KELAS 10 SMK


RESUME BUKU
KIMIA KELAS 10 SMK
KARYA SIGIT FITRIYANTO, S.Pd. DAN SUSI NUR HARTATI, S.PD.

STRUKTUR ATOM DAN SIFAT-SIFAT PERIODIK DARI TABEL PERIODIK UNSUR

Perkembangan Teori Atom
Berdasarkan hasil eksperimen dan penemuan tentang partikel dasar penyusun atom yaitu : elektron, proton dan neutron, maka dapat dijelaskan urutan perkembangan teori atom sebagai berikut :
a.    Teori atom Dalton (1803)
Menurut John Dalton, aton merupakan pertikel dari suatu zat atau unsure yang mempunyai sifat yang sama dengan unsure tersebut. Reaksi kimia terjadi dari penggabungan atau pun pemisahan atom-atom. Atom ini digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil. Teori atom Dalton ini dapat menjelaskan hokum kekekalan massa dan hokum perbandingan tetap. Akan tetapi tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi dan tidak dapat menjelaskan daya gabung unsure-unsur. Contohnya : teori atom Dalton tidak dapat menjelaskan mengapa suatu atom oksigen dapat mengikat dua atom hydrogen membentuk air (H2O). Ternyata kini atom tersusun dari bagian yang lebih kecil lagi yaitu proton, neutron dan electron. Jika aton sudah terurai menjadi proton, electron, dan neutron maka sudah tidak ada sifat unsurnya, tetapi untuk menguraikan suatu atom menjadi sub atom tidaklah mudah.


 
Molekul atom Dalton :


b.   Teori atom Thomson (1897)
Teori atom Thomson muncul setelah Thomson berhasil dengan eksperimen tabung sinar katoda yang berhasil menemukan electron. Tabung sinar katoda terbuat dari tabung kaca yang berisi gas dengan tekanan rendah, pada ujung tabung dipasang dua electrode. Electrode yang dihubungkan dengan kutub negative disebut katode dan yang dihubungkan dengan kutub positif disebut anoda. Jika tabunga kaca dialiri listrik dengan tegangan tinggi 5.000 s/d 20.000 Volt, maka gas dalam tabung akan berpijar dengancahaya yang berwarna bergantung pada jenis gas dalam tabung. Tabung menjadi gelap apabila tekanan gas dikurangi dan di perpendaran berwarna hijau di depan katode. Perpendaran ini disebabkan oleh suatu radiasi yang memancar dari permukaan katode menuju anoda. Sinar radiasi ini disebut sinar katode.
Sifat-sifat sinar katode :
1)      Merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode
2)      Radiasi terdiri atas partikel-partikel kecil
3)      Bermuatan listrik negative. Sinar katode dibelokkan oleh medan listrik ke kutub positif
4)      Dapat memendarkan berbagai jenis zat
5)      Partikel sinar katode tidak tergantung pada jenis electrode maupun jenis gas dalam tabung. Berarti semua materi mengandung partikel seperti sinar katode. Partikel ini kemudian disebut dengan electron. Electron dengan lambing partikel e massanya 0,00055 dan bermuatan negative (-)
Atas dasar penemuan tersebut JJ Thomson menyusun teori atomnya.
            “Atom terdiri atas meteri bermuatan positif dan di dalamnya tersebar electron-elektron bagaikan butiran kismis dalam roti dengan kerapatan yang homogen”
Oval: -----------------------------------------------------Setelah J.J Thomson menemukan electron, disusunlah teori atom Thomson yaitu atom merupakan bolapejal bermuatan positif yang diaburi electron yang bermuatan negative seperti roti kismis (kue onde-onde).

Model atom JJ Thomson :

c.    Teori atom Rutherford (1909)
Setelah Rutherford menemukan inti atom, disusunlah teori atom Rutherford yaitu atom terdiri atas inti atom yang bermuatan posotif dan diluar inti terdapat electron yang bermuatan negative.

Percobaan Rutherford (1909)
Menembakkan sinar alpha pada selembar logam emas tipis yang dilengkapi dengan layar perak berlapis Seng Sulfida (ZnS) yang dapat berputar.








 














Pengamatan :
-          Sebagian besar sinar alpha berjalan terus tanpa hambatan
-          Sebagian kecil sinar alpha dibelokkan
-          Ada sinar alpha yang dipantulkan kembali kea rah sumber sinar alpha
Analisis :
-          Di dalam atom terdapat ruang kosong sehingga sinar alpha diteruskan tanpa hambatan
-          Didalam atom terdapat pemusatan massa dan muatan yaitu inti atom yang bermuatan positif, sehingga sinar alpha yang mendekati inti dibelokkan
-          Sinar alpha yang tepat mengenai inti atom akan bertumbukkan dengan inti atom sehingga sinar alpha terpantul

Kesimpulan :
Model atom Rutherford 1911
1.      Atom tersusun dari :
-          Inti atom yang bermuatan positif
-          Electron-elektron yang bermuatan negative dan mengelilingi inti
2.      Semua proton terkumpul dalam inti atom, dan menyebabkan inti atom bermuatan positif
3.      Sebagian besar volume atom merupakan ruang kosong. Hampir semua massa atom terpusat pada inti atom yang sangat kecil. Jari-jeri atom sekitar 10-10 meter, sedangkan jari-jari inti atom sekitar 10-15 meter
4.      Jumlah proton dalam inti sama dengan jumlah electron yang mengelilingi inti, sehingga bersifat netral


 



Ruang kosong
 
Model atom Rutherford :


Inti atom yang bermuatan positif (+) bisa disebut proton dengan lambing partikel P massanya 1,00728 sma. Ditemukan oleh Goldstain. Partikel dalam inti atom yang tidak bermuatan (0) disebut neutron dengan lambing partikel n massanya 1,00866 sma ditemukan oleh James Chadwich (1932).

9 MATAHARI

RESUME BUKU
9 MATAHARI
Karya Adenita

Kuliah, Anugerah, Rupiah
Pernah menghitung uang kuliah dari awal sampai lulus? Punya buku khusus pengeluaran selama kuliah? Atau, barang kali ada orang tua yang punya? Biasanya teman-teman yang aku beri pertanyaan seperti itu telihat kebingungan. “untuk apa menghitung sampai akhir? Yang pasti jumlahnya banyak.” Kata salah seorang temanku. Ada juga temanku yang menjawab, “paling sekitar 60-80 jutaan!” kalmat dengan akhiran –an dan “paling” didepannya, menandakan bahwa jumlah uang sebesar itu bukan masalah besar baginya dan orang tuanya.
Yang aku tau hanya ada dua sistem pembayaran kuliah, berdasarkan SKS atau semester.
            Perhitungan pertama: uang masuk kuliah + uang pengembangan + uang SKS.
            Perhitungan kedua: uang masuk + uang pengembangan + uang per semester.
Besar biaya perguruan tinggi juga berbeda-beda, tergantung program yang diambil. Untuk S-1, apakah yang diambil adalah program reguler atau ekstensi. Atau, malah program internasional. Belum jurusan atau bidang ilmu yang dipilih. Makin favorit jurusanya, biaya masuknya pun semakin tinggi. Apalagi kalau jurusan yang dipilih ada di kampus unggulan. Tentu uang semesternya berbeda, sama halnya dengan uang pengembangan yang dipungut sesuai kemampuan mahasiswa.
Jalur masuknya juga beragam. Mulai jalur ujian masuk perguruan tinggi negeri (UMPTN), jalur khusus, PMDK, atau penelusuran bibit unggul. Jalur UMPTN adalah jalur yang paling umum dan cukup aman karena biaya kulianya tidak terlalu menguras kantong. PMDK dan penelusuran bibit unggul adalah jalur untuk orang-orang pilihan. Mereka pasti punya prestasi yang istimewa. Soal biaya, tidak berbeda jauh dengan jalur UMPTN, masih terbilang normal. Tapi untuk jalur khusus, memang khusus dalam artian sebenarnya. Selain pintar, mereka juga biasanya berasal dari kalangan yang berada. Pesaingnya juga tidak sebanyak jalur umum karena biayanya bisa berlipat-lipat dari biaya normal yang ada di sebuah perguruan tinggi. Katanya biaya masuknya berkisar 40-60 juta rupiah. Wooow, fantastis! Jumlah itu sama dengan biaya kuliahku sampai tamat, tentu saja kita baru bicara soal perguruan tinggi negeri. Sekarang coba saja bayangkan biaya masuk ke universitas swasta, apalagi universitas swasta ternama!
Sejujurnya aku tidak punya cukup informasi tentang semua itu. mataku mulai terbuka tentang perguruan tinggi setelah masuk dan mengenal dunia kampus. Padahal seharusnya aku tau semua itu sejak SMA. Yang aku tau untuk masuk perguruan tinggi negeri ya harus lolos UMPTN. Itu saja. Inilah ruginya menjadi orang miskin informasi. Mungkin dulu aku selalu berharap informasi yang datang kepadaku, bukan aku yang mencarinya. Satu pelajaran penting bagiku: kurang informasi, dunia menjadi sempit. Tapi, aku akan memperbaikinya. Aku sudah bertekad untuk membuat diriku berdekatan dengan informasi apa pun. Oh ya, sampaimana tadi? Biaya masuk kuliah. . . . . . hmmm ya, sekarang aku hendak mencoba menghitung berapa rupiah yang aku butuhkan sampai lulus kuliah nanti.
Aku adalah mahasiswi perguruan tinggi negeri yang memilih program ekstensi. Biayanya dua kali lipat dari program reguler. Biaya SKS-nya juga lebih tinggi 50 persen dari biaya program reguler.jika tidak punya hutang, munhkin aku juga tidak akan terlalu memperhatikan detail biaya yang dibutuhkan untuk kuliah seperti kebanyakan teman-temanku yang lain. Tinggal tunggu transfer dari orang tua, didistribusikan, dan hidup normal layaknya mahasiswa. Belajar, bersosialisasi, dan hanya fokus belajar. Sayang, kondisinya berbeda. Jadi, aku mulai belajar untuk mengelola uangku—maaf maksudnya utang. Karena aku membayar dengan sistem SKS, maka aku coba menghitung dengan pola yang pertama. Aku masuk pada tahun ajaran 2001. Uang masuk kuliah ku yang sudah termasuk pengembangan adalah Rp6.500.000,00. Bobot SKS yang harus aku ambil sampai lulus adalah 149 SKS dengan biaya Rp45.000,00 per SKS. Jadi, jumlahnya adalah uang yang harus kusediakan untuk membayar 149 SKS adalah Rp6.705.000,00. Total aku harus menyediakan uang sebesar Rp13.205.000,00. Oh yang ada yang tertinggal, pembayaran wisuda Rp550.000,00 jadi, jumlah-jumleh ... grand totalnya Rp13.755.000,00. Tiba-tiba kepalaku pusing . . . kampus lain berapa ya? Apakah ada yang lebih murah lagi, atau malah jauh lebih tinggi.
Oke ... kembali lagi pada perhitungan tadi. Aku mencoba menjumlahkan semuanya: uang kos + uang makan + transpor + biaya komunikasi. Angka perhitungan yang keluar adalah sebagai berikut: Rp150.000,00 + Rp360.000,00 + Rp150.000,00 + Rp50.000,00 = Rp710.000,00. Angka itu mesti dikalikan 12 bulan, lalu dikalikan 4 tahun. Jadi, biaya hidup yang aku perlukan selama kuliah adalah sekitar 34 juta rupiah. Jumlah itu belum ditambah biaya operasional untuk mengerjakan tugas atau makalah. Dalam sebuah perhitungan anggaran, selalu dicantumkan biaya lain-lain sebagai biaya untuk sesuatu yang tak terduga. Termasuk, untuk semacam keperluan emergency, seperti sakit atau hal lainnya. Tapi aku berusaha untuk tidak memasukan biaya itu karena takut angkanya akan semakin membesar.
Ketika itu aku merasa baru saja terkena tipuan iklan. KULIAH UNTUK MASA DEPAN HANYA 13 JUTA RUPIAH, tapi ada tanda bintang diatasnya. Dibawahnya tertera huruf kecil-kecil yang berbunyi: belum termasuk biaya operasional. Yang setelah dihitung, biaya operasional itu jadi jauh lebih mahal dari harga kuliah itu sendiri.
Ada bagian dari hatiku yang menertawakan keras ketakutan-ketakutan ini, membodoh-bodohi tindakanku. Menjadikan impian ku untuk menjadi sarjana sebagai terdakwa atas masalah pelik yang aku hadapi. Aku lama terdiam. Mengajak hatiku untuk berdialog. Sampai kemudian telingaku menagkap sesuatu yang penuh gelora. Radio .... penyiar di ujung sana tadi bicara apa?
“orang hebat adalah orang yang bisa bersalaman dengan kesulitan. Jadi kalau kamu semua lagi punya kesulitan, hadapi! Jangan takut...... ibaratnya gini loh, kamu sudah memutuskan untuk menceburkan diri ke sungai maka pilihannya adalah terus berenang untuk sampai ketepian dan meraih semuanya. Menyerah bukan pilihan untuk hidup. Karena menyerah Cuma akan membuat kamu tenggelam di tengah sungai dan mati tanpa diketahui orang.”

MENCARI PAKLAWAN


RESUME BUKU
MENCARI PAKLAWAN
KARYA ANIS MATTA

TRAGEDI CINTA
Ada sisi lain yang menarik dari pengalaman emosional para pahlawan yang berhubungan dengan perempuan. Jika kebutuhan psikologis dan biologis terhadap perempuan begitu kuat pada para pahlawan, dapatkah kita membayangkan seandainya mereka tidak mendapatkannya?
Rumah tangga para pahlawan selalu menampilkan, atau bahkan menjelaskan, banyak sisi dari kepribadian para pahlawan. Dari sanalah mereka memperoleh energi untuk bekerja dan berkarya. Akan tetapi, jika mereka tidak mendapatkan sumber energi itu, maka kepahlawanan
mereka adalah keajaiban di atas keajaiban. Tentulah ada sumber energi lain yang dapat menutupi kekurangan itu, sesuatu yang dapat menjelaskan kepahlawanan mereka.
Ibnu Qayyim menceritakan kisah Sang Imam, Muhammad Bin Daud AI-Zhahiri, pendiri mazhab Zhahiriyah. Beberapa saat menjelang wafatnya, seorang kawan menjenguk beliau.  Namun, ternyata Sang Imam justru mencurahkan isi hatinya kepada sang kawantentang kisah kasihnya yang tak sampai. Ternyata beliau mencintai seorang gadis tetangganya, tetapi entah bagaimana, cinta suci dan luhur itu tak pernah tersambung jadi kenyataan. Maka, curahan hatinya tumpah ruah dalam bait-bait puisi sebelum wafatnya.
Kisah Sayyid Quthb bahkan lebih tragis. Dua kalinya ia jatuh cinta, dua kali pula ia patah hati, kata DR. Abdul Fattah Al-Khalidi yang menulis tesis master dan disertasi doktornya tentang Sayyid Quthb. Gadis pertama berasal dari desanya sendiri, yang kemudian menikah hanya tiga tahun setelah Sayyid Quthb pergi ke Kairo untuk belajar. Sayyid menangisi peristiwa itu. Gadis kedua berasal dari Kairo. Untuk ukuran Mesir, gadis itu tidak termasuk cantik, kata Sayyid. Namun, ada gelombang yang unik yang menyirat dari sorot matanya, katanya menjelaskan pesona sang kekasih. Tragedinya justru terjadi pada hari pertunangan. Sambil menangis, gadis itu menceritakan bahwa Sayyid adalah orang kedua yang telah hadir dalam hatinya. Pengakuan itu meruntuhkan keangkuhan Sayyid; karena ia memimpikan seorang yang perawan fisiknya, perawan pula hatinya. Gadis itu hanya perawan pada fisiknya. Sayyid Quthb tenggelam dalam penderitaan yang panjang. la akhirnya memutuskan hubungannya. Namun, hal itu membuatnya semakin menderita. Ketika ia ingin rujuk, gadis itu justru menolaknya. Ada banyak puisi yang lahir dari penderitaaan itu. la bahkan membukukan romansa itu dalam sebuah roman.
Kebesaran jiwa, yang lahir dari rasionalitas, realisme, dan sangkaan baik kepada Allah, adalah keajaiban yang menciptakan keajaiban. Ketika kehidupan tidak cukup bermurah hati mewujudkan mimpi mereka, mereka menambatkan harapan kepada sumber segala harapan;
Allah! Begitulah Sayyid Quthb menyaksikan mimpinya hancur berkeping-keping, sembari berkata, "Apakah kehidupan memang tidak menyediakan gadis impianku, atau perkawinan pada dasarnya tidak sesuai dengan kondisiku?" Setelah itu, ia berlari meraih takdirnya; dipenjara 15 tahun, menulis Fii Dzilalil Qur'an, dan mati di tiang gantungan! Sendiri. Hanya sendiri!


KEBUTUHAN, BUKAN KETERGANTUNGAN
Baik dalam kaitannya dengan kebutuhan psikologis akan kelembutan, kesetiaan, cinta dan kasih
sayang, maupun dalam kaitannya dengan kebutuhan biologis terhadap perempuan, selalu tersisa
sebuah syubhat yang harus dijelaskan. Kedua jenis kebutuhan itu tidak pernah berkembang
menjadi ketergantungan yang melumpuhkan. Cinta yang besar kepada istri, misalnya, baik pada sisi psikologisnya maupun pada sisi biologisnya, tidak boleh berkembang menjadi ketergantungan. Dan itulah yang buru-buru diingatkan oleh Al-Qur' an, bahwa keluarga, pada suatu ketika seperti ini, dapat menjadi musuh bebuyutan.
Ketergantungan adalah tanda kelemahan jiwa. Dan seseorang tidak akan pernah menjadi pahlawan dengan jiwa yang lemah. Suatu saat Abu Bakar As-Shiddiq pernah menyuruh anaknya menceraikan istrinya. Sebabnya adalah sang istri terlalu cantik dan sang anak terlalu mencintainya, bahkan kadang ketinggalan shalat jama'ah karena berat berpisah dengan istrinya.
Pada kesempatan lain, Umar bin Khattab juga pernah menyuruh puteranya, Abdullah Bin Umar, satu dari tujuh ulama besar sahabat Rasulullah saw, untuk menceraikan istrinya. Alasannya sama, karena ia terlalu mencintai istrinya. Walaupun Abdullah Bin Umar tetap mempertahankan
istrinya, tetapi sang ayah menganggap itu sebagai kelemahan jiwa. Maka, ketika seorang sahabat mengusulkan kepada Umar untuk mencalonkan puteranya itu, Abdullah, sebagai khalifah, beliau menjelaskan beberapa alasan penolakannya, diantaranya, katanya, "Saya tidak akan pernah menyerahkan amanah ini kepada seorang laki-laki yang lemah, yang bahkan tidak berdaya menceraikan istrinya." Jadi, syahwat kepada perempuan dan kebutuhan akan kelembutan, kesetiaan, cinta dan kasih sayang, bersinergi dengan baik bersama rasionalitas sang pahlawan. Maka, mereka melepaskan sisi kekanakan mereka dengan polos, atau menumpahkan syahwat
mereka dengan sempurna, tetapi mereka tidak berubah menjadi seorang pria melankolik. Mereka mungkin romantis, tetapi tidak melankolik. Perbedaan itu akan terlihat pada, misalnya, peristiwa
kematian atau perceraian. Mereka mungin sangat bersedih, tetapi mereka tidak larut. Mereka mungkin terguncang, tetapi tidak meratap. Kenangan ada ruangnya dalam ingatan mereka, tetapi pesta sejarah harus dilanjutkan. Mereka memiliki kebesaran jiwa yang mengalahkan sifat melankolik mereka. Maka, walaupun Rasulullah saw sangat mencintai Khadijah, beliau akhirnya menikah lagi dengan Saudah dan Aisyah pada tahun kesebelas. Kesedihan dan ingatannya pada Khadijah tidak hilang sama sekali. Yang terjadi adalah rasionalitas dan realisme mengalahkan  segalanya.

SAHABAT SANG PAHLAWAN
Anda harus waspada dan berhati-hati! Sebab, di sini ada jebakan kepahlawanan yang sering menipu banyak orang. Sahabat para pahlawan belum tentu juga pahlawan. Inilah tipuannya. Para pahlawan mungkin tidak tertipu, tetapi orang-orang yang bersahabat dengan para pahlawanlah yang lebih sering tertipu.
Dalam lingkungan pergaulan, para pahlawan adalah parfum. Apabila berada di tengah kerumunan, maka semua orang akan kecipratan keharumannya. Apabila ada "orang lain" yang mulai mendekat dan mencium keharuman itu, mungkin ia sulit mengenali dari mana
keharuman itu berasal. Situasi ini tentu saja menguntungkan orang-orang yang mengerumuni sang pahlawan: Deferminasi Sosial kita memang tidak punya pilihan di depan takdir Allah SWT yang bersifat seperti ini; kita mendapatkan peluang untuk diduga sebagai pahlawan. Itulah awal mula kejadiannya. Orang-orang biasa selalu merasa puas dengan bergaul dan menjadi sahabat
para pahlawan. Mereka sudah cukup puas dengan mengatakan, "Oh, pahlawan itu sahabatku," atau ungkapan "Oh, pahlawan itu dulu seangkatan dengan-ku." Orang-orang itu tidak mau bertanya, mengapa bukan dia yang menjadi pahlawan. Akan tetapi, ada "orang biasa" yang mempunyai sedikit rasa megaloman, semacam obsesi kepahlawanan yang tidak terlalu kuat, namun ada dan meletup-letup pada waktu tertentu. Orang-orang seperti ini sering merasa telah menjadi pahlawan hanya karena ia bersahabat dengan para pahlawan. Dan karenanya, sering
berperilaku seakan-akan dialah sang pahlawan.
Yang kita saksikan dalam kejadian ini adalah suatu proses identifikasi "orang biasa" dengan sahabatnya yang "pahlawan". Ini merupakan tipuan jiwa: seseorang tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan para pahlawan, tetapi mau menyandang gelar pahlawan, dengan memanfaatkan kamuflase persahabatan. Persahabatan memang sering menipu, bukan karena
tabiat persahabatan yang memang menyimpan tipuan, tetapi karena sebuah "kebutuhan jiwa" tertentu, yang memanfaatkan persahabatan untuk memenuhinya. Maka, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, suatu ketika memperingatkan para "murid" yang scdang menuntut ilmu di bawah bimbingan para tilama. Katanya, "Waspadalah, jangan merasa telah menjadi ulama, hanya  karena bergaul dan bersahabat dengan para ulama."Apakah kita harus meninggalkan sahabat-sahabat kita yang para pahlawan itu? Tentu saja tidak! Yang perlu kita lakukan adalah meluruskan perasaan kita sendiri dan meluruskan pandangan kita terhadap diri kita sendiri. Suatu saat, Buya Hamka membawa isterinya ke alam sebuah majelis, dimana ia akan erceramah.
Tiba-tiba, tanpa diduga, sang protokol justru mempersilakan juga isteri beliau untuk berceramah. Mereka tentu berprasangka baik: isteri sang ulama juga mempunyai ilmu yang  sama. Dan, isteri beliau benar-benar naik ke podium. Buya Hamka terhenyak. Hanya satu menit. Setelah memberi salam, isterinya berkata, "Saya bukan penceramah, saya hanya tukang masak untuk sang penceramah. "Jangan melakukan identifikasi diri yang salah. Jangan menilai diri sendiri melampaui kadarnya yang objektif. Namun, ada yang jauh lebih penting dari itu. Jangan
pernah berpikir untuk menjadi pahlawan, tanpa melakukan pekerjaan-pekerjaan para pahlawan.

PENGORBANAN
Seseorang disebut pahlawan karena timbangan kebaikannya jauh mengalahkan imbangan keburukannya, karena kekuatannya mengalahkan sisi kelemahannya. Jika engkau mencoba menghitung kesalahan dan kelemahannya, niscaya engkau menemui kesalahan dan kelemahannya itu "tertelan" oleh kebaikan dan kekuatannya. Akan tetapi, kebaikan dan kekuatan itu bukanlah untuk dirinya sendiri, melainkan merupakan rangkaian amal yang menjadi jasanya bagi kehidupan masyarakat manusia. Itulah sebabnya tidak semua orang baik dan kuat menjadi pahlawan yang dikenang dalam ingatan kolektif masyarakat atau apa yang kita sebut sejarah. Hanya apabila kebaikan dan kekuatan menjelma jadi matahari yang menerangi kehidupan, atau purnama yang merubah malam jadi indah, atau mata air yang menghilangkan dahaga. Nilai sosial setiap kita terletak pada apa yang kita berikan kepada masyarakat, atau pada kadar manfaat yang dirasakan masyarakat dari keseluruhan performance kepribadian kita. Maka, Rasulullah saw berkata, "Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain."Demikianlah, kita menobatkan seseorang menjadi pahlawan karena ada begitu banyak hal yang telah ia berikan kepada masyarakat. Maka, takdir seorangpahlawan adalah bahwa ia tidak pernah hidup dan berpikir dalam lingkup dirinya sendiri. la telah melampai batas-batas kebutuhan psikologis dan biologisnya. Batas-batas kebutuhan itu bahkan telah hilang dan lebur dalam batas kebutuhan kolektif masyarakatnya di mana segenap pikiran dan jiwanya tercurahkan.
Dalam makna inilah pengorbanan menemukan dirinya sebagai kata kunci kepahlawanan seseorang. Di sini ia bertemu dengan pertanggungjawaban, keberanian, dan kesabaran. Tiga hal terakhir ini adalah wadah-wadah kepribadian yang hanya akan menemukan makna dan fungsi kepahlawanannya apabila ada pengorbanan yang mengisi dan menggerakkannya. Pengorbananlah yang memberi arti dan fungsi kepahlawanan bagi sifat-sifat pertanggungjawaban, keberanian, dan kesabaran.
            Maka, keempat makna dan sifat ini—rasa tanggung  jawab keagamaan, semangat pengorbanan, keberanian jiwa, dan kesabaran. adalah rangkaian dasar yang seluruhnya terkandung dalam ayat-ayat jihad. Dorongannya adalah tanggung jawab keagamaan (semacam
semangat penyebaran dan pembelaan). Hakikat dan tabiatnya adalah pengorbanan. Perisainya keberanian jiwa. Namun, nafas panjangnya adalah kesabaran. Maka, benarlah apa yang dikatakan Sayyid Quthb,"Orang yang hidup bagi dirinya sendiri akan hidup sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Akan tetapi, orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai
orang besar dan mati sebagai orang besar."Kaidah itu tidak saja berlaku bagi kehidupan individu, tetapi juga merupakan kaidah universal yang berlaku bagi komunitas manusia Syakib Arselan, pemikir Muslim asal Syiria, yang menulis buku Mengapa Kaum Muslimin Mundur dari Orang Barat Maju menjelaskan jawabannya dalam kalimat yang sededma, "Karena," kata yakib
Arselan, "orang-orang Barat lebih banyak berkorban dari pada kaum Muslimin. Mereka memberi lebih banyak demi agama mereka ketimbang apa yang diberikan kaum Muslimin bagi agamanya. "Sekarang, mengertilah kita. Dan ketika ada pertanyaan, "Apakah yang dibutuhkan untuk menegakkan agama ini dalam realitas kehidupan?" Maka jawabnya adalah hadirnya para pahlawan sejati yang tidak lagi hidup bagi dirinya sendiri, tetapi hidup bagi orang lain dan agamanya, serta mau mengorbankan semua yang ia miliki bagi agamanya.